Karena itu Saudara-saudara semuanya, jangan lagi berdusta. Berlakulah jujur yang satu kepada yang lainnya, sebab kita semua adalah sama-sama anggota tubuh Kristus. Ef 4:25
Setiap bulan November, di daerah Cumbria di Inggris, tepatnya di desa Santon Bridge, para tukang bohong dari berbagai negara berkumpul untuk mengadu ilmu berbohong mereka. Acaranya adalah World’s Biggest Liar Competition atau Lomba Pembohong Terbesar Dunia. Setiap peserta diberi waktu 5 menit untuk berbohong di depan juri. Yang bohongnya paling meyakinkan akan mendapat piala dan gelar sebagai Pembohong Terbesar di Dunia.
Salah satu pemenang adalah (bukan bohong) seorang rohaniwan! Hamba Tuhan dari daerah Carlisle ini menjadi juara dengan hanya berbicara satu kalimat: “Jujur saja, saya ini belum pernah bohong seumur hidup.” Ha…ha…pak pendeta dianggap paling pintar bohongnya. Juara!
Peserta lain sudah juara 3 kali. Pada kali ke 4, dia tampil dan menjadi juara lagi dengan kalimat ini: “Tahun depan saya tidak akan ikut lomba ini lagi karena saya sudah tidak bisa berbohong.” Dua profesi dilarang ikut, yaitu pengacara dan politisi, karena mereka pasti juara. Mereka, menurut panitia, adalah tukang bohong profesional.
Berbohong atau berdusta adalah kegiatan manusia sehari-hari. Satu penelitian menunjukkan bahwa, secara rata-rata, manusia berbohong 4 kali dalam 1 hari, atau 1.460 kali dalam setahun. Sembilan puluh persen anak kecil berusia 4 tahun sudah tahu berbohong.
Kita berbohong dengan mantap, lancar, cepat. Kita berbohong ke orang tua, pasangan, saudara, anak, teman, orang asing, bahkan Tuhan. Kenapa manusia berbohong? Karena bohong banyak manfaatnya.
1. Melancarkan pembicaraan/menjaga hubungan. Ketika ditanya ‘apa kabar?’ jawaban 99.99% orang adalah ‘baik’, padahal keadaan mungkin sangat tidak baik.
2. Menghindari ribut. Kita tahu kalau kita berkata jujur akan terjadi keributan, maka kita bohong. Ini terutama berlaku pada hubungan keluarga.
3. Menjaga perasaan orang. ini seperti point di atas tapi berlaku untuk orang di luar rumah. Sebenarnya masakan si A tidak enak, tapi kita bilang enak supaya A jangan patah semangat.
4. Dapat menyelamatkan orang dari situasi tertentu. Di kitab Kejadian pasal 31, Rahel, istri Yakub, membohongi ayahnya sendiri supaya pencurian yang dia lakukan tidak ketahuan
5. Menjaga image – Tas sebenarnya KW tapi bilangnya ‘ori’ alias ‘muaahhaalll’.
6. Menutupi kebohongan sebelumnya. Tetapi semua kebaikan itu hanya berlangsung sementara. Dalam jangka panjang, semua yang dibangun di atas kebohongan dan dusta akan hancur.
Inilah kerugian berbohong:
1. Merusak kepercayaan – kepercayaan adalah barang rapuh; gampang rusak tetapi susah dibangun kembali. Dusta atau kebohongan merusak kepercayaan yang dibangun dengan susah payah.
2. Bohong tidak cukup satu kali. Kita harus berbohong ke dua kali untuk menutupi bohong pertama. Lalu kita harus berbohong ke tiga kali untuk menutupi bohong pertama dan kedua.
3. Lama-lama jadi karakter – bohong menjadi kebiasaan sehingga tidak perlu bohongpun tetap berbohong.
4. Hidup was-was, capek, takut ketahuan; Hidup jadi capek karena orang yang berbohong harus terus mengingat-ingat kebohongannya supaya tidak ketahuan.
5. Dosa di hadapan Tuhan – Why 21:8: Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."
Saya tidak yakin bahwa kalau kita berbohong saat ditanya ‘sudah makan belum’ kita akan masuk neraka. Kata ‘pendusta’ di ayat di atas adalah orang yang berdusta bolak-balik, senang berdusta, tidak merasa salah dengan dustanya, dan ditegur bolak balik tidak mau bertobat.
Mari kita ikuti apa kata Rasul Paulus di Efesus yang kita kutip di atas: Jangan lagi berdusta, tetapi berlakulah jujur.
Kalau tidak hati-hati, berbagai berita tentang virus corona ini akan membawa orang kepada kepanikan. Saat ini di beberapa negara, kepanikan sudah mulai terjadi. Di Australia, orang berkelahi di supermarket karena berebut kertas tisu gulung
Pada jaman corona ini, manusia mencari perlindungan kemana-mana, dari masker, cairan antiseptik sampai ke jahe merah dan kunyit campur kecap manis dan telor asin. Kepanikan manusia menjadi lucu, kalau saja dampaknya tidak tragis. Karena isu virus corona, tisu gulung habis diborong dari toko mana-mana di Australia
Memalsukan tas masih bisa dimaklumi, sekalipun bukan dibenarkan. Memalsukan obat patut dikutuki, karena menyangkut hidup mati seseorang. Berita palsu termasuk yang patut diwaspadai pada jaman medsos ini.