a a a a a a a a
Logo
Blog M  A  N  U  S  I  A optimis  manusia

M A N U S I A

HOME /
M A N U S I A

Blog

M  A  N  U  S  I  A

M A N U S I A

seperti ada tertulis: “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak. (Rom 3:10-12)

Manusia itu seperti apa sih? Ada pandangan optimis, pesimis, atau realistis.
Pandangan optimis menaruh pengharapan yang besar kepada manusia, baik manusia secara umum ataupun individu tertentu. Manusia adalah jawaban untuk berbagai masalah manusia. Masalah dengan pandangan ini adalah: ini adalah sumber kekecewaan. Kalau sudah kecewa, orang akhirnya beralih dari pandangan optimis ke pandangan pesimis.

Pandangan pesimis meyakini bahwa manusia adalah sumber masalah yang tidak ada kebaikannya. Pandangan ini menghindarkan diri dari kekecewaan tapi menimbulkan kesedihan dan nihilistis.

Pandangan realistis melihat manusia secara apa adanya. Manusia ada sisi baiknya tetapi juga ada sisi buruknya.

Ada satu orang yang disanjung-sanjung dengan luar biasa oleh pengikutnya. Dia dianggap pahlawan dan penyelamat yang dinanti-nantikan. Lalu karena satu hal, dia masuk penjara. Ketika dia di dalam penjara, para pengikutnya tetap tidak goyah mengikut dia. Kemudian dia keluar penjara. Para pengikutnya sangat antusias menyambut kebebasannya. Lalu terjadi anti-klimaks. Pahlawan ini, menurut para pengikutnya, telah melakukan kesalahan demi kesalahan, padahal belum satu minggu keluar dari penjara. Sebagian pengikutnya ramai-ramai meninggalkan dia. Karena sekarang jaman medsos, maka kekecewaan kelompok ini disiarkan kemana-mana.
Di mata para pengikut, sang pahlawan ternyata tidak sebaik yang diperkirakan. Mereka menganggap dia sudah berubah. Sang pahlawan ternyata mengecewakan…
Di mata sang pahlawan, para pengikutnya ternyata tidak seloyal yang dibayangkan. Mereka tidak mau memahami pergumulan dan kesusahannya. Para pengikut ternyata mengecewakan…

Begitulah manusia, semuanya saling mengecewakan…
Kecewa adalah pengalaman universal manusia. Semua orang mengalaminya. Kecewa muncul dalam perasaan seseorang ketika keingingan atau pengharapannya tidak tercapai. Orang bisa kecewa karena banyak hal. Susah payah berangkat dari Jakarta ke Bogor mau makan nasi goreng Goan Co. Sampai di sana, ternyata Goan Co tutup. Atau yang lebih berat? Bertahun-tahun berbuat baik kepada si A, dengan pengharapan supaya si A mau baik juga sama dia. Tapi si A cuek bebek, tidak perduli sama sekali kepada ratusan kebaikan yang sudah diterima. Sungguh mengecewakan…

Alkitab berkata begini di Yer 17:5-6:
Beginilah firman Tuhan: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.

Jelas di sini Alkitab mencela orang-orang yang terang-terangan menolak dan melawan Tuhan. Tetapi sampai batas tertentu, kata-kata ini juga bisa diterapkan kepada kita-kita ini, orang-orang yang tidak menolak Tuhan, tetap percaya Tuhan, masih berdoa, tapi dari waktu ke waktu masih sering saja berharap, kadang tanpa sadar, kepada manusia. Ini gampang sekali terjadi. Saya kasihkan contoh berikut.

Saudara pergi ke dokter setelah sakit lama. Lima orang teman saudara sakit yang sama, berobat ke dokter yang satu ini, dan semua sembuh. Ini dokter benar-benar mantul alias mantap betul. Saudara langsung sentul alias senang betul.
Tanpa sadar, tanpa sengaja, saudara akan menaruh pengharapan kepada dokter ini. (Tolong dipahami bahwa saya bukan mengatakan kita jangan ke dokter. Yang menjadi pertanyaan adalah: apakah kita mengandalkan dokter atau mengandalkan Tuhan yang bisa bekerja menyembuhkan kita melalui tangan dokter. Ini berlaku juga kalau saudara minta didoakan oleh pendeta tertentu. Harapan saudara ada pada sang pendeta atau kepada Tuhan yang bisa bekerja melalui doa pendeta ini?)
Yeremia 17:5-6 berusaha menolong kita supaya kita jangan jatuh ke dalam jurang kekecewaan. Alkitab memiliki pandangan yang realistis tentang manusia: manusia tidak ada yang baik (Rom 3:10-12 yang kita kutip di atas). Ini adalah gambaran umum tentang manusia. Ini bukan mengatakan bahwa manusia tidak bisa berbuat baik sama sekali. Tuhan Yesus berkata begini di Mat 7:11: “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu,…”

Tetapi secara umum, manusia sudah jatuh dalam dosa. Seorang manusia, sebaik-baiknya dia (banyak berbuat baik menolong orang) adalah orang yang memiliki kecenderungan dosa. Jangan kaget kalau seseorang yang dikenal saleh, hidup suci atau sangat dermawan ternyata memiliki sisi gelap. Jangan kecewa kalau ada pendeta jatuh dalam dosa. Jangan galau kalau sang idola ternyata hidupnya kacau.
Berharaplah hanya kepada Tuhan. Sebab hanya Dia saja yang sanggup melakukan hal-hal yang mustahil bagi manusia.

Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. (Yer 17:7-8)
Blog M  A  N  U  S  I  A

Latest Blog

P  A  N  I  KP A N I K
Kalau tidak hati-hati, berbagai berita tentang virus corona ini akan membawa orang kepada kepanikan. Saat ini di beberapa negara, kepanikan sudah mulai terjadi. Di Australia, orang berkelahi di supermarket karena berebut kertas tisu gulung
S & K
Pada jaman corona ini, manusia mencari perlindungan kemana-mana, dari masker, cairan antiseptik sampai ke jahe merah dan kunyit campur kecap manis dan telor asin. Kepanikan manusia menjadi lucu, kalau saja dampaknya tidak tragis. Karena isu virus corona, tisu gulung habis diborong dari toko mana-mana di Australia
M E D S O S
Memalsukan tas masih bisa dimaklumi, sekalipun bukan dibenarkan. Memalsukan obat patut dikutuki, karena menyangkut hidup mati seseorang. Berita palsu termasuk yang patut diwaspadai pada jaman medsos ini.