Sadarkah saudara akan kesadaran? Ada macam-macam arti kesadaran: Sadar dalam arti terbangun, tidak pingsan atau tidur. Ini level kesadaran paling rendah. Contoh: dia dalam keadaan sadar ketika maling itu batuk. Sadar dalam arti mengetahui situasi yang terjadi pada dirinya atau sekitarnya. Ini level kesadaran yang lebih dalam. Contoh: Dia sadar dia dalam bahaya ketika mendengar suara batuk maling itu. Sadar dalam arti mendapatkan pencerahan/pemahaman atau pikiran terbuka. Ini level kesadaran yang lebih dalam lagi. Contoh: Dia sadar akan kesalahan dia yang membuat maling bisa masuk ke rumahnya, sekalipun sambil batuk.
Orang yang sadar dalam arti pertama belum tentu sadar dalam arti kedua atau ketiga. Sadar ada maling dalam rumah tetapi tidak sadar bahwa hal itu berbahaya atau tidak sadar bahwa maling itu bisa masuk karena kesalahannya sendiri.
Orang yang demikian kelihatan hidup dalam arti tidak mati. Dia ada pada kesadaran level yang paling dangkal. Dia tidak sadar akan tujuan hidupnya dan untuk apa dia ada di dunia. Dia tidak sadar akan keadaan dirinya. Dia juga tidak sadar akan peran Tuhan dalam hidupnya.
Ini satu kesadaran yang paling dalam: kesadaran akan Tuhan. Ini sesuatu yang sifatnya abstrak karena Tuhan tidak terlihat. Karena Tuhan tidak kasat mata, maka sebagian ilmuwan mengatakan bahwa Tuhan tidak ada. Tetapi kenapa mayoritas manusia berjumlah milyar-milyar mati-matian percaya bahwa Tuhan itu ada?
Kesadaran akan Tuhan tidak hanya sekedar sadar bahwa Tuhan itu ada, tetapi juga sadar akan karya Tuhan dalam hidup seseorang. Dan itu berbicara tentang pengalaman dengan Tuhan. Ini yang membuat milyaran manusia yakin Tuhan ada (sekalipun ada ilmuwan yang mengatakan Tuhan tidak ada): pengalaman dengan Tuhan. Jadi orang mesti hidup dalam kesadaran yang lebih dalam.
Saya coba jelaskan dengan dua kata ini: RUTIN dan RUTINITAS. Banyak hal adalah rutin tetapi jangan menjadi rutinitas. Sesuatu yang rutin adalah sesuatu yang dilakukan berulang-ulang. Rutinitas adalah ketika kita melakukan hal-hal rutin ini tanpa kesadaran yang dalam. Doa adalah rutin. Kita mengulang kata-kata yang sama selama bertahun-tahun. Kepada Tuhan yang sama. Sering pada jam-jam yang sama.
Kebaktian juga kegiatan rutin. Jam yang sama. Pengkhotbah yang sama. Musik yang sama. Kita bahkan bisa tahu jam sekian apa yang sedang terjadi di kebaktian. Jam 09.25? Oh, baru mulai lagu lambat penghantar khotbah.
Begitu juga dengan pekerjaan, pelayanan, rumah tangga dll. Banyak hal dalam hidup ini adalah kegiatan rutin yang dilakukan berulang-ulang sehingga kita bahkan bisa melakukan hal-hal ini tanpa perlu banyak berpikir. Di sini letak bahayanya. Di sini hal yang rutin sudah menjadi rutinitas.
Maksud saya begini: saudara bisa doa tanpa mikir tentang doa atau tanpa perhatian terhadap kata-kata saudara. Pikiran saudara sedang keliling dunia. Tapi tetap doa! Saudara bisa duduk di dalam gereja dengan mantap tetapi pikiran sedang jalan-jalan di Jepang atau dimanapun juga. Saudara bisa duduk di tempat kerja dan bekerja seperti biasa tapi pikiran saudara tidak ada di pekerjaan itu. Ini yang saya sebut dengan rutinitas: melakukan sesuatu tanpa melibatkan seluruh kesadaran dan keberadaan kita.
Saya sedang ada di Jerman awal thn 2000an dan menonton TV di kamar hotel. Hanya ada satu saluran bahasa Inggris: BBC Hard Talk. Hari itu sedang ada interview dengan Ahmed Zaki Yamani, mantan menteri perminyakan Arab Saudi. Yamani menceritakan satu peristiwa dalam hidupnya.
Pada bulan Desember 1975, Yamani dan beberapa menteri perminyakan OPEC disandera oleh teroris. Dia menceritakan apa yang terjadi. Hari itu dia sadar bahwa dia bukan suami atau ayah yang baik. Banyak hal yang dia harusnya lakukan tetapi dia tidak lakukan. Sebaliknya ada banyak hal yang seharusnya jangan dilakukan tetapi dia lakukan juga.
Banyak suami dan istri menjalankan fungsi sebagai suami istri tanpa kesadaran yang dalam.
Banyak pegawai bekerja tanpa mikir. Banyak orang kristen beribadah tanpa sepenuhnya sadar. Banyak kita sudah jatuh dalam rutinitas.
Mari kita sekarang beribadah dengan sadar, berdoa dengan sadar, memuji Tuhan dengan sadar.
Kalau tidak hati-hati, berbagai berita tentang virus corona ini akan membawa orang kepada kepanikan. Saat ini di beberapa negara, kepanikan sudah mulai terjadi. Di Australia, orang berkelahi di supermarket karena berebut kertas tisu gulung
Pada jaman corona ini, manusia mencari perlindungan kemana-mana, dari masker, cairan antiseptik sampai ke jahe merah dan kunyit campur kecap manis dan telor asin. Kepanikan manusia menjadi lucu, kalau saja dampaknya tidak tragis. Karena isu virus corona, tisu gulung habis diborong dari toko mana-mana di Australia
Memalsukan tas masih bisa dimaklumi, sekalipun bukan dibenarkan. Memalsukan obat patut dikutuki, karena menyangkut hidup mati seseorang. Berita palsu termasuk yang patut diwaspadai pada jaman medsos ini.