Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: “Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.” Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya. Lalu mengandunglah perempuan itu dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud, demikian: “Aku mengandung.” (2 Sam 11:2-5)
Hanya satu kali. Hanya satu malam. Kata orang ‘one night stand’. Tapi cukup untuk memporak-porandakan dan menghancurkan kehidupan banyak orang. Apa yang dikira terjadi hanya satu malam antara hanya dua insan manusia itu ternyata berdampak begitu parah terhadap satu kerajaan, dua keluarga, puluhan manusia dan jutaan rakyat.
‘Seandainya’ adalah satu kata yang menyedihkan sekaligus menyakitkan… Seandainya hari itu Daud tidak bersantai di atap istana… Seandainya Batsyeba tidak mandi… Seandainya Daud mendengarkan peringatan halus dari anak buahnya… Seandainya Batsyeba tidak hamil… Sayangnya, ‘seandainya’ selalu datang terlambat. Berandai-andai tidak akan mengubahkan apapun juga. Daripada berandai-andai, lebih baik jadikan kejatuhan Daud ini sebagai pelajaran sekaligus peringatan.
Inilah pelajaran dan peringatan untuk setiap orang yang berniat selingkuh: ANDA TIDAK TAHU BERAPA HARGA YANG ANDA AKAN BAYAR UNTUK HAL TERLARANG INI. Terkadang harganya begitu mahal sehingga anda akan hidup dalam penyesalan bertahun-tahun.
SATU: waspadai kekuatan godaan. Godaan punya kekuatan karena konsistensinya. Dia datang terus. Tidak kenal capek siang malam, bahkan waktu kita tidur, godaan bisa datang. Dan godaan tidak perlu berhasil dua kali atau seribu kali. Dia hanya perlu satu kali. Anda bisa tolak dia 10.000 kali, tapi kalau kali ke 10.001 anda menyambut dia, tidak ada artinya semua upaya pertahananmu yang 10.000 kali. Godaan menjadi kuat karena dia punya sekutu di dalam diri kita. Kalau dalam diri kita sudah ada keinginan untuk berbuat, godaan tidak usah kerja keras. Begitu dia muncul, kita akan langsung sambar peluang berbuat dosa itu. Bahkan peringatan halus dari anak buahnyapun tidak mempan. Ketika Daud meminta informasi tentang perempuan yang sedang mandi itu, anak buahnya berkata begini, “Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.” Dalam kalimat singkat ini ada tiga peringatan: itu istri orang (jangan disentuh); itu anaknya Eliam (berarti itu cucunya Ahitofel, penasihat politik Daud; ini bukan orang asing); suaminya adalah Uria, orang Het itu (perhatikan kata ‘itu’ di ‘orang Het itu’. Berarti Uria bukan orang asing buat Daud. Uria adalah salah satu panglima andalan Daud.). Tetapi raja yang sudah dikuasai hawa nafsu itu tidak mau mendengarkan peringatan halus itu.
DUA: sadari daya rusak dosa. Seandainya Daud tahu kerusakan yang akan terjadi atas dirinya dan rumah tangganya gara-gara malam itu, dia tidak akan pernah menyentuh Batsyeba. Dia bahkan akan kabur melihat Batsyeba!
Dimulai dengan dosanya tidur dengan Batsyeba, Daud akhirnya membunuh Uria. Tetapi masalah terbesar Daud bukan Uriah, tapi Tuhan sendiri. Nabi Natan datang membawa pesan Tuhan yang sangat keras: Mengapa engkau menghina Tuhan dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? (2 Sam 12:9) Saya susah membayangkan Tuhan merasa terhina… Telah Kuberikan isi rumah tuanmu kepadamu, dan isteri-isteri tuanmu ke dalam pangkuanmu. Aku telah memberikan kepadamu kaum Israel dan Yehuda; dan seandainya itu belum cukup, tentu Kutambah lagi ini dan itu kepadamu. (2 Sam 12:8) Kalau tidak cukup dengan apa yang sudah ada, bilang saja, nanti Tuhan akan tambahkan. Tapi jangan main ambil istri orang dan bunuh suaminya… Hukuman akhirnya dijatuhkan.
Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, (2 Sam 2:10)
Beginilah firman Tuhan: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari. Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan.” (2 Sam 12:11-12)
Keluarga, bahkan negara, jadi berantakan, anak saling bunuh, rakyat terbelah, nama baik rusak… sungguh mahal harga yang harus dibayar gara-gara satu malam dengan istri orang. Daud memang bertobat. Tetapi konsekuensi akibat perbuatan dosanya tidak hilang dengan pertobatan.
Memang tidak gampang melawan godaan. Tetapi Tuhan kita Yesus Kristus, melalui kematian-Nya di kayu salib, telah mematahkan kekuatan dosa dan memampukan untuk hidup kudus. Kita pasti sanggup mengalahkan godaan, asal kita mau. Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. (Rom 6:22)
Kalau tidak hati-hati, berbagai berita tentang virus corona ini akan membawa orang kepada kepanikan. Saat ini di beberapa negara, kepanikan sudah mulai terjadi. Di Australia, orang berkelahi di supermarket karena berebut kertas tisu gulung
Pada jaman corona ini, manusia mencari perlindungan kemana-mana, dari masker, cairan antiseptik sampai ke jahe merah dan kunyit campur kecap manis dan telor asin. Kepanikan manusia menjadi lucu, kalau saja dampaknya tidak tragis. Karena isu virus corona, tisu gulung habis diborong dari toko mana-mana di Australia
Memalsukan tas masih bisa dimaklumi, sekalipun bukan dibenarkan. Memalsukan obat patut dikutuki, karena menyangkut hidup mati seseorang. Berita palsu termasuk yang patut diwaspadai pada jaman medsos ini.