Apakah anda memasuki tahun baru ini dengan kecemasan besar atau dengan pengharapan besar? Ini adalah suatu pilihan yang harus kita ambil di awal tahun baru ini. Pilihan kita ini akan menentukan banyak hal di sepanjang tahun ini. Kalau kita memilih untuk cemas, maka hidup kita akan kacau dan kita akan capek sekali. Sebaliknya kalau kita memilih untuk berharap, maka hidup akan bisa dijalani dengan lebih ringan.
Tentu ada yang berkata begini: bagaimana kalau berharap dan tidak dapat? Bukankah itu lebih mengecewakan?
Memang pengharapan yang tidak tercapai akan mengecewakan, tetapi pengharapan yang benar kepada Tuhan, bukan manusia, tidak akan pernah mengecewakan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa orang yang berharap akan lebih besar kemungkinan mendapat daripada orang yang tidak berharap.
Hidup dalam pengharapan adalah berbicara tentang sikap kita dalam menghadapi kehidupan. Sebagian orang terlalu pesimis dan percaya akan hal-hal yang negatif. Sebagian lagi terlalu optimis dengan pikiran positif yang mengawang-awang. Saya mengajak kita untuk menjadi realis. Hidup pasti ada masalah. Itu realita. Kita jangan membantah ini. Tetapi kita juga hidup dalam realita Firman Tuhan yang berbicara tentang kasih, perlindungan dan penyertaan Tuhan kepada kita umat-Nya. Maka dari itu, kita bisa memasuki tahun baru ini dengan penuh pengharapan akan pertolongan Tuhan buat kita semua.
Hanya saja, kita harus sadar bahwa kita tidak mendapatkan penyertaan dan tuntunan Tuhan tanpa kita mendekatkan diri dengan Tuhan dan mencari wajah-Nya. Coba perhatikan cerita ini di 1 Tawarikh pasal 14:
8 Ketika didengar orang Filistin, bahwa Daud telah diurapi menjadi raja atas seluruh Israel, maka majulah semua orang Filistin untuk menangkap Daud. Tetapi Daud mendengar hal itu, lalu majulah ia menghadapi mereka. 9 Ketika orang Filistin itu datang dan mengadakan penyerbuan di lembah Refaim, 10 bertanyalah Daud kepada Allah: “Apakah aku harus maju melawan orang Filistin itu dan akan Kauserahkankah mereka ke dalam tanganku?” Tuhan menjawab: “Majulah, Aku akan menyerahkan mereka ke dalam tanganmu.” 11 Lalu majulah ia ke Baal-Perasim, dan Daud memukul mereka kalah di sana. Berkatalah Daud: “Allah telah menerobos musuhku dengan perantaraanku seperti air menerobos.” Sebab itu orang menamakan tempat itu Baal-Perasim. 12 Orang Filistin itu meninggalkan para allahnya di sana, lalu orang Israel membakarnya habis atas perintah Daud.
13 Ketika orang Filistin menyerbu sekali lagi di lembah itu, 14 maka bertanyalah lagi Daud kepada Allah, lalu Allah menjawab: “Janganlah maju di belakang mereka, tetapi buatlah gerakan lingkaran terhadap mereka, sehingga engkau dapat menyerang mereka dari jurusan pohon-pohon kertau. 15 Dan bila engkau mendengar bunyi derap langkah di puncak pohon-pohon kertau itu, maka haruslah engkau keluar bertempur, sebab Allah telah keluar berperang di depanmu untuk memukul kalah tentara orang Filistin.” 16 Dan Daud berbuat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, maka mereka memukul kalah tentara orang Filistin, mulai dari Gibeon sampai Gezer. Ketika Filistin pertama kali menyerbu, Daud meminta petunjuk Tuhan. Dia menghadapi mereka secara frontal dan menang.
Lalu Filistin menyerang lagi. Perhatikan apa yang Daud TIDAK lakukan. Dia tidak jadi terlalu percaya diri. Dia tidak merasa sudah ahli dan hebat. Dia tidak bilang, “Kemarin saya sudah menang. Saya akan pakai cara yang sama dan kalahkan mereka.”
Dia TIDAK mengandalkan pengalaman yang sebelumnya. Ini kesalahan banyak orang. BERSANDAR KEPADA PENGALAMAN MASA LALU. Kita sering merasa apa yang berhasil di masa lalu pasti bisa diterapkan di masa sekarang. Belum tentu.
Daud kembali mencari petunjuk Tuhan. Tuhan sekali ini memberikan strategi yang berbeda. Daud mentaati petunjuk Tuhan dan dia menang lagi.
Saudara sekalian, mari kita masuki tahun 2020 ini dengan mengandalkan Tuhan, bukan mengandalkan pengalaman kita di tahun-tahun yang lalu. Pdt Robert Schuller menjadi pembicaraan yang luar biasa ketika dia membangun Chrystal Cathedral yang megah di Kalifornia. Gereja dengan atap kaca dan tembok kaca ini sangat menginspirasi banyak orang.
Empat puluh tahun kemudian, Pdt Schuller membangun satu lagi gedung dengan desain yang hebat. Dia yakin dia pasti akan berhasil. Tetapi sekali ini, dia salah langkah. Sehingga akhirnya akibat hutang yang menumpuk, Christal Cathedral kebanggaannya itu harus dijual.
Pengalaman masa lalu kita jangan menggantikan petunjuk Tuhan. Mari masuki tahun 2020 bersama dengan Tuhan yang akan memimpin kita langkah demi langkah.
Kalau tidak hati-hati, berbagai berita tentang virus corona ini akan membawa orang kepada kepanikan. Saat ini di beberapa negara, kepanikan sudah mulai terjadi. Di Australia, orang berkelahi di supermarket karena berebut kertas tisu gulung
Pada jaman corona ini, manusia mencari perlindungan kemana-mana, dari masker, cairan antiseptik sampai ke jahe merah dan kunyit campur kecap manis dan telor asin. Kepanikan manusia menjadi lucu, kalau saja dampaknya tidak tragis. Karena isu virus corona, tisu gulung habis diborong dari toko mana-mana di Australia
Memalsukan tas masih bisa dimaklumi, sekalipun bukan dibenarkan. Memalsukan obat patut dikutuki, karena menyangkut hidup mati seseorang. Berita palsu termasuk yang patut diwaspadai pada jaman medsos ini.
CONTACT INFO
Alamat sekertariat: Ruko Wallstreet Blok B no 78, Green Lake City, Cipondoh, Tangerang