Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; (Yakobus 1:19)
Di dunia penerbangan, ada dua raksasa yang bersaing ketat menguasai pasar pesawat dunia: Boeing (Amerika Serikat) dan Airbus (Uni Eropa). Salah satu persaingan mereka menyangkut pesawat penumpang berbadan sempit: Boeing B737 vs Airbus A320. Ketika Airbus memunculkan A320neo, pesanan berdatangan dari seluruh dunia. Per akhir Februari 2019, pesanan yang belum dibuat sudah mencapai 5,814 pesawat. Maka Boeing buru-buru memunculkan model baru: B737 Max. Menurut laporan koran Seattle Times, B737 Max sudah ketinggalan 9 bulan dari A320neo. Maka B737 Max ini dipaksa mati-matian untuk segera beroperasi. Pesawat ini laku seperti pisang goreng. Jadilah B737 Max ini andalan utama Boeing.
Rupanya dalam situasi terburu-buru itu, Boeing membuat beberapa kesalahan yang diduga membuat pesawat menjadi tidak stabil. Kecelakaan B737 Max milik Lion Air dan Ethiopian Air diduga adalah karena masalah dengan kestabilan pesawat, bukan karena masalah cuaca atau faktor manusia.
Entah membuat pesawat terbang ataupun membuat bubur Tio Ciu, hasil kerja terburu-buru pasti tidak sebagus hasil kerja tanpa diburu-buru. Coba bayangkan satu kejadian ketika saudara sedang terburu-buru. Bayangkan menyetir mobil dalam keadaan buru-buru, atau menjahit dalam keadaan buru-buru, atau memasak dalam keadaan buru-buru, bahkan berdoa dalam keadaan buru-buru. Apakah dalam situasi itu kinerja saudara menjadi membaik? Bandingkan ketika mmelakukan kegiatan yang sama dalam keadaan santai tidak dikejar-kejar. Beda tidak?
Lawan dari buru-buru adalah tenang, bukan pelan. Buru-buru lebih berbicara tentang sikap seseorang dalam melakukan sesuatu. Si A dan si B menyelesaikan pekerjaan yang sama dalam waktu yang sama. Si A menyelesaikannya terburu-buru, si B menyelesaikannya dengan tenang.
Buru-buru tidak selalu lebih cepat. Bisa-bisa malah lebih lambat karena harus mengulang atau memperbaiki kesalahan. Terburu-buru adalah tanda perhitungan yang kurang matang. Atau tidak siap, atau tanda panik. Itu sebabnya Tuhan tidak pernah terburu-buru.
Pernahkah saudara menemukan ayat di mana Tuhan Yesus lari karena takut telat? Yah nggak adalah. Pernahkah saudara membaca ayat di mana Tuhan berhenti sejenak untuk menyambung nafas karena tersengal-sengal habis lari mengejar roh jahat? Ayat yang demikian tidak ada.
Tuhan tidak pernah terburu-buru. Tapi juga tidak pernah telat. Jadi? Jangan terburu-buru dalam 2 hal ini: berbicara dan marah. Ketika orang terburu-buru, dia gampang membuat kesalahan. Yefta dicatat di Alkitab sebagai salah satu dari pemimpin Israel pada jaman hakim-hakim, sebelum ada kerajaan Israel. Sebelum maju berperang, Yefta membuat suatu nazar: Lalu bernazarlah Yefta kepada Tuhan, katanya: “Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku, maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan Tuhan, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran.” (Hakim-Hakim 11:30-31)
Ketika dia menang berperang dan pulang ke rumah, ternyata yang keluar dari pintu untuk menemui dia bukanlah anjing atau kucingnya, tetapi anak perempuannya sendiri! Yefta hancur hati…
Herodes juga model terburu-buru. Dia berjanji akan memberikan apa saja kepada anak perempuannya yang menari dengan bagus. Anak itu, atas saran ibunya, meminta kepala Yohanes Pembaptis. Herodes kaget dan sedih, tapi sudah terlambat. Seorang nabi dibunuh hanya karena satu ucapan yang disampaikan tanpa berpikir panjang. Contoh demi contoh tersedia dari jaman dulu sampai sekarang: terburu-buru itu tidak bagus.
Jadi?
Belajarlah untuk melakukan segala sesuatu dengan prosedur dan proses yang sepatutnya. Belajarlah untuk sabar. Sabar banyak berkatnya.
Kalau tidak hati-hati, berbagai berita tentang virus corona ini akan membawa orang kepada kepanikan. Saat ini di beberapa negara, kepanikan sudah mulai terjadi. Di Australia, orang berkelahi di supermarket karena berebut kertas tisu gulung
Pada jaman corona ini, manusia mencari perlindungan kemana-mana, dari masker, cairan antiseptik sampai ke jahe merah dan kunyit campur kecap manis dan telor asin. Kepanikan manusia menjadi lucu, kalau saja dampaknya tidak tragis. Karena isu virus corona, tisu gulung habis diborong dari toko mana-mana di Australia
Memalsukan tas masih bisa dimaklumi, sekalipun bukan dibenarkan. Memalsukan obat patut dikutuki, karena menyangkut hidup mati seseorang. Berita palsu termasuk yang patut diwaspadai pada jaman medsos ini.
CONTACT INFO
Alamat sekertariat: Ruko Wallstreet Blok B no 78, Green Lake City, Cipondoh, Tangerang