Tuhan Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja…” (Kej 2:18) Kalau melihat sekilas, anda pasti tidak mengira bahwa Tuan Elon Musk adalah orang yang kesepian dan tidak bahagia.
Beliau, pada umur 45 tahun, adalah orang nomor 40 terkaya di dunia, dengan harta mencapat Rp 270 Trilyun. Perusahaan mobil listriknya, Tesla, berhasil mengguncangkan dan mengubahkan industri mobil dunia. Perusahaan roket ruang angkasanya, Space X, juga mengubahkan peta persaingan bisnis peluncuran roket ruang angkasa. Inilah salah satu pengusaha paling sukses dan paling berpengaruh di dunia. Kaya, terkenal, ganteng, berpengaruh, penuh kharisma… tapi tidak bahagia. Dalam wawancara dengan majalah Rolling Stones, Elon menceritakan kesepian yang dia hadapi dalam hidupnya.
Mungkin Elon perlu ketemu dengan Tracey Crouch. Siapakah gerangan Tracey ini? Beliau adalah orang pertama dan satu-satunya di dunia yang menjadi Menteri Urusan Kesepian! Jabatan ini diadakan di Inggris pada saat Theresa May masih menjabat Perdana Menteri Inggris. Rupanya urusan kesepian ini sedemikian gentingnya di Inggris sehingga perlu ditunjuk menteri khusus.
Kesepian telah menjadi wabah penyakit yang tak terdeteksi pada jaman ini. Kita sering menganggap remeh kesepian. Padahal berbagai riset menunjukkan betapa bahayanya kesepian. Kesepian meningkatkan tekanan darah, kemungkinan depresi, sakit jantung, peradangan kronis, pikun, bahkan kematian dini. Apa jalan keluar yang disarankan oleh para ahli?
Menurut situs www.gov.uk, para dokter akan menyarankan penderita kesepian untuk terlibat dalam kegiatan komunitas dan menjadi relawan. Tidak ada pil, tidak ada bedah yang bisa menyembuhkan kesepian kecuali terlibat dalam hubungan dengan manusia lain.
Tapi itulah yang sudah dinyatakan oleh Tuhan sendiri ribuan tahun yang lalu! Tuhan Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Yah, supaya tidak kesepian, kita harus terkoneksi dengan manusia lain. Manusia sudah ditentukan untuk harus hidup dalam komunitas dengan sesama manusia lain.
Masalahnya, hidup berkomunitas juga bukannya tanpa masalah. Ada macam-macam orang di dalam komunitas, bahkan di komunitas yang sekilas seragam seperti komunitas di kantor.
Di komunitas bisa ada tukang kompor. Kerjanya bukan membetulkan kompor rusak tapi menghasut dan memanasi-manasi orang.
Bisa ada juga tukang senggol yang kerjanya menyenggol perasaan orang. Ketemu sama orang yang perasaan halus gampang tersenggol. Pas! Ramai! Rasul Paulus memberikan nasihat bagaimana caranya hidup dengan damai di komunitas.
Rom 14:1: Terimalah orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya Semua orang ingin diterima, tidak ada orang yang ingin ditolak. Maka penerimaan adalah salah satu hal yang manusia cari dalam hidupnya.
Rasul Paulus meminta kita untuk menerima orang lain dalam komunitas kita. Tetapi tidak setiap orang yang kita mau terima itu sama pendapatnya dengan kita. Lalu kita harus bagaimana?
Kata Rasul Paulus, kalau perbedaan pendapat ini menyangkut hal-hal yang tidak prinsipil, maka kita jangan ribut soal perbedaan ini. Ini jelas dalam terjemahan bahasa Inggris versi NIV:
Accept the one whose faith is weak, without quarreling over disputable matters. “Terimalah orang yang imannya lemah, tanpa bertengkar tentang hal-hal yang bisa diperdebatkan (tidak prinsipil)”.
Jadi, ada ruang untuk berbeda pendapat dalam satu komunitas yang sehat. Kita tidak mungkin sepakat dalam segala hal. Antar suami istri saja tidak bisa, apalagi antar orang lain. Hanya saja, perbedaan itu menyangkut hal-hal yang tidak prinsipil. Seperti apa? Paulus memberi 2 contoh: makanan dan hari.
14:2 Yang seorang yakin, bahwa ia boleh makan segala jenis makanan, tetapi orang yang lemah imannya hanya makan sayur-sayuran saja. 3 Siapa yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan, dan siapa yang tidak makan, janganlah menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah menerima orang itu… 14:5 Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri.
Tetapi untuk hal-hal yang prinsipil kita harus memegang teguh kebenaran, seperti ketuhanan Yesus dll.
Gereja harus menjadi tempat di mana setiap orang di terima tanpa memandang suku, warna kulit, pendidikan, status ekonomi dll.
Gereja harus menjadi tempat di mana tiap orang tidak merasakan kesepian lagi, tetapi menemukan kasih dan penerimaan di dalam Nama Yesus.
Kalau tidak hati-hati, berbagai berita tentang virus corona ini akan membawa orang kepada kepanikan. Saat ini di beberapa negara, kepanikan sudah mulai terjadi. Di Australia, orang berkelahi di supermarket karena berebut kertas tisu gulung
Pada jaman corona ini, manusia mencari perlindungan kemana-mana, dari masker, cairan antiseptik sampai ke jahe merah dan kunyit campur kecap manis dan telor asin. Kepanikan manusia menjadi lucu, kalau saja dampaknya tidak tragis. Karena isu virus corona, tisu gulung habis diborong dari toko mana-mana di Australia
Memalsukan tas masih bisa dimaklumi, sekalipun bukan dibenarkan. Memalsukan obat patut dikutuki, karena menyangkut hidup mati seseorang. Berita palsu termasuk yang patut diwaspadai pada jaman medsos ini.
CONTACT INFO
Alamat sekertariat: Ruko Wallstreet Blok B no 78, Green Lake City, Cipondoh, Tangerang