Maka timbullah kelaparan di negeri itu. -- Ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham. Sebab itu Ishak pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin. Lalu Tuhan menampakkan diri kepadanya serta berfirman: “Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan Kukatakan kepadamu. (Kej 26:1-2)
Krisis artinya masa kesulitan atau bahaya yang besar. Jadi, dompet hilang bukanlah krisis, kecuali kalau di dompet itu ada kode rahasia untuk meluncurkan rudal nuklir antar benua. Kalau pekerjaan atau bisnis hilang tapi masih ada deposito 5 milyar di bank, itu juga belum krisis. Krisis adalah ketika pekerjaan/bisnis hilang bersama dompet yang berisi sisa uang kita yang terakhir.
Ada macam-macam krisis. Ada krisis politik, krisis lingkungan, krisis keamanan, krisis ekonomi, krisis kelaparan dll. Yang pernah mengalami krisis tahu benar betapa beratnya menghadapi krisis. Apalagi ketika krisis di luar sudah masuk ke dalam diri kita. Dengan kata lain, ada krisis di luar kita dan ada krisis di dalam diri kita. Perasaan kita hanyalah ketakutan, kemarahan dan kesedihan. Pandangan kita adalah pandangan pesimis dan ragu. Kita menjadi lumpuh, bukan secara fisik tetapi secara psikis.
Dalam bahasa mandarin, krisis digambarkan dengan kata ‘wei ji’. ‘Wei’ artinya bahaya. ‘Ji’ artinya kesempatan. Jadi, krisis sebenarnya adalah gabungan dari bahaya dan kesempatan. Krisis bisa menghancurkan kita atau bisa menjadi kesempatan untuk sesuatu berkat. Hal ini digambarkan oleh Alkitab dalam kisah Ishak, anak Abraham.
Ishak menghadapi krisis kelaparan. Krisis serupa, kata penulis Alkitab, adalah pengulangan dari krisis yang pernah dialami Abraham sekitar 100 tahun sebelumnya (Kej 12:10). Catatan kecil ini penting. Bapak dan anak menghadapi persoalan yang mirip, tetapi respons mereka berbeda dan membawa hasil yang berbeda.
Menghadapi krisis kelaparan, Abraham memutuskan untuk pergi ke Mesir. Ini adalah langkah yang logis dan dilakukan oleh kebanyakan orang. Mesir, oleh karena sungai Nil, tidak pernah mengalami masa kekeringan dan kelaparan. Maka, dalam krisis, kebanyakan orang akan lari ke Mesir. Dari Mesir, Abraham kembali ke tanah Kanaan dengan membawa banyak budak, salah satunya seorang budak perempuan bernama Hagar, yang kemudian hari membawa masalah besar.
Ishak sebenarnya juga sudah mengambil tindakan yang sama. Dia sudah sampai di Gerar, di tengah perjalanan dari Kanaan ke Mesir. Tetapi di situ terjadi sesuatu yang menakjubkan. Tuhan menampakkan diri kepadanya. Alkitab mencatat dengan enteng kejadian luar biasa ini. Bayangkanlah hal ini. Tuhan sampai menampakkan diri kepada Ishak. Lalu Tuhan menyuruh Ishak supaya jangan pergi ke Mesir. Mungkin, menurut saya, kalau Tuhan hanya muncul dalam bentuk suara di hati, instruksi Tuhan ini tidak akan diterima oleh Ishak. Kenapa? Karena instruksi ini bertentangan dengan logika dan insting survival manusia. Dalam suatu krisis, kita berupaya mencari jalan keluar. Dan kita akan mencari jalan keluar yang tercepat dan teruji. Dalam bencana kelaparan, tidak pergi ke Mesir adalah sesuatu yang secara logika dan insting manusia salah besar. Disinilah iman bekerja. Iman berkata begini: memang ini secara logika tidak masuk akal, tetapi percaya saja bahwa ini jalan yang benar.
Dalam suatu krisis, adalah penting kita ini mencari jalan keluar, tidak diam saja. Tapi jalan keluar kita bisa saja menimbulkan masalah besar di kemudian hari, seperti kisah Abraham. Itu sebabnya orang perlu minta petunjuk Tuhan ketika mengalami krisis. Tapi pak, bagaimana kalau kita berdoa dan tidak ada kunjungan atau suara Tuhan seperti yang dialami Ishak? Sementara waktu terus berlalu dan krisis semakin gawat? Dalam hal ini, orang tetap harus berdoa dulu lalu melangkah. Melangkah yang bagaimana? Ambillah langkah yang menurut pandangan saudara itu langkah yang tepat. Bagaimana kalau salah? Di sini saudara harus percaya bahwa karena saudara sudah berdoa, Tuhan pasti akan menuntun saudara. Kalaupun saudara salah, Tuhan punya kuasa yang cukup untuk membetulkan langkah saudara.
Pergi ke Mesir tidak selalu salah. Tuhan Yesus yang masih bayi mengalami krisis. Nyawa-Nya terancam oleh raja Herodes. Malaikat muncul dalam mimpi kepada Yusuf dan menyuruh dia membawa bayi Yesus dan Maria ke Mesir. Jadi yang penting adalah apakah langkah yang kita tempuh adalah langkah yang dipimpin oleh Tuhan. Terkadang suara Tuhan tidak jelas. Dalam keadaan demikian, iman yang teguh akan penyertaan Tuhan akan membawa saudara untuk melangkah dengan mantap.
Ishak akhirnya mentaati perintah Tuhan dan berdiam di Gerar. Ini catatan Alkitab tentang kehidupannya di Gerar: Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati Tuhan. Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya. (Kej 26:12-13) Coba perhatikan kata-kata yang ini: menjadi kaya, kian kaya, sangat kaya. Ketika kita berani percaya kepada Tuhan, dan melangkah dalam tuntunan Tuhan, krisis akan menjadi masa terbaik dalam hidup kita.
Kalau tidak hati-hati, berbagai berita tentang virus corona ini akan membawa orang kepada kepanikan. Saat ini di beberapa negara, kepanikan sudah mulai terjadi. Di Australia, orang berkelahi di supermarket karena berebut kertas tisu gulung
Pada jaman corona ini, manusia mencari perlindungan kemana-mana, dari masker, cairan antiseptik sampai ke jahe merah dan kunyit campur kecap manis dan telor asin. Kepanikan manusia menjadi lucu, kalau saja dampaknya tidak tragis. Karena isu virus corona, tisu gulung habis diborong dari toko mana-mana di Australia
Memalsukan tas masih bisa dimaklumi, sekalipun bukan dibenarkan. Memalsukan obat patut dikutuki, karena menyangkut hidup mati seseorang. Berita palsu termasuk yang patut diwaspadai pada jaman medsos ini.
CONTACT INFO
Alamat sekertariat: Ruko Wallstreet Blok B no 78, Green Lake City, Cipondoh, Tangerang