"Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan." (Luk 16:19)
Film The Crazy Rich Asian membuat heboh. Film ini menceritakan tentang seorang wanita Amerika yang pergi ke Singapura untuk menemui keluarga pacarnya dan terkaget-kaget ketika mengetahui bahwa keluarga pacarnya adalah salah satu keluarga terkaya di Singapura. Di film itu (berdasarkan satu novel) penonton diperlihatkan kemewahan hidup orang-orang kaya Singapura yang ‘gila’.
Saya tidak menonton film itu, tapi ada teman yang menonton dan bercerita. Teman ini bercerita sambil ketawa geli: “Yang begitu saja dibilang bikin kaget dan dibilang gila. Penulis novel itu belum pernah melihat gaya hidup orang kaya di Indonesia. Kalau dia lihat, dia bisa pingsan!”
Soal mewah ini menjadi pembicaraan di kalangan orang kristen di Indonesia gegara ada akun instagram @pastorinstyle yang menyoroti gaya hidup mewah beberapa hamba Tuhan di Indonesia. Simpang siurlah komentar dari para netizen tentang hal ini, dari yang kalem sampai yang kasar, dari yang mendukung dan yang mendamprat. Kalau bicara soal mewah, saya jadi teringat akan 2 hal:
Pertama: kunjungan saya untuk makan siang di satu resor mewah di satu pulau. Di situ saya ditunjukkan kamar yang harganya US$ 300 per orang per malam (tinggal kali dua kalau yang menginap dua orang). Pintunya terbuat dari kayu rusak; ranjang pakai kelambu untuk melawan nyamuk yang sering masuk kamar; kamar mandi tanpa atap lantainya kerikil temboknya bata lumutan, mirip kamar mandi Mbah Markinem di lereng Gunung Slamet. Tidak ada TV atau koran. Orang kaya suka yang demikian (katanya). Karena saya tidak suka kamar itu, kesimpulan hanya satu: saya bukan orang kaya. Rupanya kemewahan lama-lama membosankan juga…
Kedua: cerita Tuhan Yesus tentang satu orang kaya yang hidupnya super mewah alias crazy rich middle-eastern. Kemewahan orang ini digambarkan dengan kata-kata ini: selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus… setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
Pada jaman dulu, warna ungu adalah warna yang sulit didapat (jadinya harganya mahal sekali). Warna ungu didapat dari sejenis kerang kecil dari Laut Tengah. Untuk mendapatkan 1 kg tepung pewarna, diperlukan 8 juta ekor kerang ini! Inilah warna kesukaan para raja, bangsawan dan jenderal. Kain halus yang dipakai adalah dari Mesir yang, sampai saat ini, terkenal dengan katunnya yang halus dan mahal. Bedalah dengan kain dari bulu unta yang dipakai oleh Yohanes Pembaptis.
Perhatikan kata ‘selalu’. Orang ini tidak pernah pakai baju yang murahan, apalagi yang dari Mangga Dua. Semua bajunya branded, asli tidak pernah KW. Tiap hari dia pesta pora dan senang-senang. Tiap hari. Tidak pernah puasa. Tidak perduli hari kerja atau hari libur. Tanggal merah tanggal hitam. Pesta terus. Lalu Tuhan melanjutkan cerita-Nya: Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, Sementara orang kaya itu berpesta pora, hanya jarak beberapa meter dari dia, ada orang miskin yang makan saja susah. Tapi orang super kaya ini tidak perduli sama sekali…
Dari penelusuran di Alkitab, kita menemukan bahwa menikmati berkat Tuhan tidak dilarang sama sekali. 1 Tim 6:17: …Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Silahkan nikmati, tanpa perlu rasa bersalah, berkat Tuhan buat kita. Bisa jalan-jalan, makan enak, keliling dunia.
Hanya saja, perhatikan 2 peringatan di 1 Tim 6:17-18: Peringatan pertama di ayat 17: “Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati…” Jangan sombong dan memandang rendah orang lain. Ditambah lagi: :…dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan,…” Hari ini kaya besok belum tentu kaya. Jangan berharap pada kekayaan yang tidak tentu. Peringatan kedua di ayat 18: “Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi”.
Peringatkan artinya diingatkan supaya tidak lupa. Karena kita manusia gampang lupa. Bukan dimarahi, bukan karena iri, tapi karena kasih.
Nikmatilah berkat Tuhan, tapi jangan dipamer-pamerkan di medsos atau diomongkan kemana-mana. Itu namanya sombong. Sombong itu bahaya.
Jangan lupa memberi dan berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Orang-orang ini ada di mana-mana di sekitar kita. Jangan hanya jadi kaya dalam hal materi, tapi juga kaya dalam kebajikan. Maka berkat Tuhan atas hidup kita akan sungguh-sungguh memberkati, tidak hanya kita, tetapi juga orang-orang di sekitar kita.
Kalau tidak hati-hati, berbagai berita tentang virus corona ini akan membawa orang kepada kepanikan. Saat ini di beberapa negara, kepanikan sudah mulai terjadi. Di Australia, orang berkelahi di supermarket karena berebut kertas tisu gulung
Pada jaman corona ini, manusia mencari perlindungan kemana-mana, dari masker, cairan antiseptik sampai ke jahe merah dan kunyit campur kecap manis dan telor asin. Kepanikan manusia menjadi lucu, kalau saja dampaknya tidak tragis. Karena isu virus corona, tisu gulung habis diborong dari toko mana-mana di Australia
Memalsukan tas masih bisa dimaklumi, sekalipun bukan dibenarkan. Memalsukan obat patut dikutuki, karena menyangkut hidup mati seseorang. Berita palsu termasuk yang patut diwaspadai pada jaman medsos ini.
CONTACT INFO
Alamat sekertariat: Ruko Wallstreet Blok B no 78, Green Lake City, Cipondoh, Tangerang