“…Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” (Yoh 16:33) Ada kejadian-kejadian dalam perjalanan kehidupan umat manusia yang membuat kita tercenung. Tsunami Palu adalah contohnya. Kita tercenung melihat betapa tidak berdayanya manusia menghadapi kedahsyatan alam. Ada kejadian-kejadian dalam perjalanan kehidupan umat manusia yang membuat kita geleng-geleng kepala. Anak sekolah adalah contohnya. Baru selesai ujian, hasil belum tahu, tapi sudah mengaku lulus dengan mendapat nilai 62. Bahkan sujud syukur di depan kantin sekolah pulak. Padahal harusnya dia menunggu pengumuman resmi dari sekolah dulu. Ada kejadian-kejadian dalam perjalanan kehidupan umat manusia yang membuat kita hancur hati dan menangis. Contoh: Kamp pengungsi di Siria (sekitar 450 ribu orang) berisi orang-orang yang terusir dari rumah mereka karena keganasan perang. Keadaan mereka sangat menyedihkan. Ada kejadian-kejadian dalam perjalanan kehidupan umat manusia yang membuat kita marah. Tindakan teror di mesjid di Christchurch bulan lalu adalah contohnya. Seorang teroris masuk ke satu mesjid dan membunuh 50 orang yang sedang sholat. Adalah tidak patut kalau orang yang sedang beribadah diganggu. Adalah tindakan barbar kalau orang yang sedang beribadah dibunuh. Kejadian yang mirip terulang di Srilanka pada hari Minggu Kebangkitan yang lalu. Lebih dari 300 orang meninggal terkena ledakan 6 bom di beberapa hotel dan gereja. Anak-anak yang sedang beribadah di Sekolah Minggu juga menjadi korban. Pengeboman 3 gereja di Surabaya Mei 2018 juga masih segar dalam ingatan kita, di mana 28 orang meninggal (termasuk pelaku pengeboman). Kalau kita urut ke belakang, 24 Des 2000 ada pengeboman di beberapa gereja di berbagai kota di Indonesia. Kalau saudara tidak marah dengan kejadian-kejadian seperti ini, saudara ada masalah dengan hati nurani saudara. Semua orang berhak beribadah dengan bebas tanpa diganggu dan tanpa ketakutan, apalagi sampai dibunuh. Prinsip ini dijalankan di negara-negara seperti Inggris, Australia, Amerika Serikat. Ateis sekalipun juga diberikan kebebasan. Negara seperti Inggris bahkan memberi tempat kepada para pengkhotbah yang menyerukan umat untuk menghancurkan Inggris, negara tempat mereka bernaung. Saking terlalu tolerannya! Di Australia ada satu gerakan yang sudah dilarang di Indonesia dan belasan negara lain, tapi diijinkan ada di sana karena itu adalah hak asasi manusia. Padahal gerakan itu bertujuan menghancurkan negara Australia dengan kekerasan dan menggantikannya dengan negara agama. Bagaimanakah kita menanggapi kejadian-kejadian pengeboman ini? Pertama, kita tidak perlu heran akan terjadinya hal-hal seperti ini. Tuhan Yesus sendiri memberikan peringatan ini di Yoh 16:33 yang kita kutip di atas. Di bagian lain di Alkitab, Rasul Petrus menulis demikian di 1 Pet 4:12: Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Aniaya adalah bagian dari kekristenan. Menjadi pengikut Yesus bukanlah masuk satu kehidupan yang nyaman dan enak. Sebaliknya, ejekan, aniaya, penghinaan, cacian bahkan ancaman kematian adalah hal yang biasa (kata Rasul Petrus), yang menjadi bagian dari kekristenan. Kalau saudara ingin mencari enak di dunia ini, jangan jadi kristen. Ikut yang lain saja. Dua: seperti yang Yesus katakan, kuatkanlah diri saudara. Artinya, jangan jadi cengeng, protes, mengeluh dan mengasihani diri sendiri. Jangan bertanya kenapa saudara yang kena. Jangan bertanya apa salah saudara, seolah-olah saudara orang paling baik yang tidak seharusnya kena aniaya dan masalah. Milikilah sikap seorang pemenang. Kata Tuhan: tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” Kemenangan itu diberikan kepada kita, kata Rasul Paulus 1 Kor 15:57. Jadi, jalanilah kehidupan ini bukan dengan sikap orang kalah, yang penuh dengan ketakutan dan rasa terancam. Kita ini sudah menang melalui Tuhan kita Yesus Kristus! Hanya tinggal tunggu waktunya di mana Tuhan akan datang kembali untuk menjadi Raja segala raja dan Tuan segala tuan. Tiga: Ingatlah akan sorga. Orang-orang yang mati dibom itu sudah bersama dengan Tuhan yang mulia. Hidup kita juga tidak berakhir di dunia ini. Kita di dunia hanya sementara, mampir ngombe tok (hanya mampir minum), kata orang Jawa. Perhatian kita harus kepada sorga. Maka orang Kristen tidak akan membalas perlakuan kejam atas dirinya. Kita justru mengampuni dan mendoakan para pengebom, supaya mereka boleh bertobat dan terima keselamatan dalam nama Tuhan Yesus. Amin!
Kalau tidak hati-hati, berbagai berita tentang virus corona ini akan membawa orang kepada kepanikan. Saat ini di beberapa negara, kepanikan sudah mulai terjadi. Di Australia, orang berkelahi di supermarket karena berebut kertas tisu gulung
Pada jaman corona ini, manusia mencari perlindungan kemana-mana, dari masker, cairan antiseptik sampai ke jahe merah dan kunyit campur kecap manis dan telor asin. Kepanikan manusia menjadi lucu, kalau saja dampaknya tidak tragis. Karena isu virus corona, tisu gulung habis diborong dari toko mana-mana di Australia
Memalsukan tas masih bisa dimaklumi, sekalipun bukan dibenarkan. Memalsukan obat patut dikutuki, karena menyangkut hidup mati seseorang. Berita palsu termasuk yang patut diwaspadai pada jaman medsos ini.
CONTACT INFO
Alamat sekertariat: Ruko Wallstreet Blok B no 78, Green Lake City, Cipondoh, Tangerang